Rabu, 18 Desember 2013

Cerpen (Harapan Nan Semu)

HARAPAN NAN SEMU


 Kabut mulai menelusup menghiasi kaca jendela yang semalam di aliri air hujan yang begitu deras.. Sang mega mulai menyorot tepat pada kedua mataku, kicauan burung yang mengganggu nyenyaknya tidurku sehingga membuatku terbangun dari tempat tidurku. Kulihat dinding yang di sisipkan jam menunjukkan pukul 6.00
   Seperti biasanya, ku bergegas bersiap untuk sekolah .. ow ya, Kenalkan namaku Sasya yang akrab di panggil caca.. Hari kulewati seperti biasanya, pagi sekolah, sore pulang, malam tidur.. Hanya begitu2 saja , tak ada menangis, tak ada tertawa, semuanya berjalan flat dan sesuai dengan suasana hatiku yang selalu flat, and thats nothing special. Entah mungin karena kepekaan ku tak setajam silet. Entahlah..
   Suara bel sekolah yang sudh tak asing lagi ku dengar, bel masuk. Aku berharap hari ini tak membosankan , ow namun masih berjalan seperti biasa, kulihat buku pelajarn yg memiliki kata2 tingkat tinggi bagaikan berbicara pada profesor dan aku bukan profesor, semua membuatku tak mengrti dan yah BOSAN, kulihat teman2 yang sibuk dengan urusannya masing2 juga membuatku bete, kulirik teman sebangku ku yang sejak tadi mencurahkan isi hatinya alias curhat membuatku juga merasa bosan, guru yang menerangkan dengan metode belajar yg membosankan membuatku bete, dan semuanya membuatku merasa bosan. Kuharap bel pulang cepat dibunyikan. “teeeeeng” akhirnya dengan sedikit kesabaran sampai waktu 2.00 bel pulangpun berbunyi. Ah namun tak sesuai harapan, tugas kelompok belum diselesaikan, dengan penuh rasa terpaksa ku undur waktu pulang hingga 2 jam.
   Suasana rumah yang nyaman, kulihat disekeliling rumahku masih begitu2 saja, kulihat keluargaku dan masih begitu saja, ku bergegas menuju kamarku yang dari pagi tak sempat ku rapi kan, kamarku seperti habis kemasukan badai. “Caca, kamarmu rapikan !” suara ibu yg sudah tak asing lagi bagiku “ya,Bu!” ku jawab dengan singkat padat dan jelas. Ketika tempat tdiurku sudah rapi, ku siap bergegas untuk tidur.
   Ketika ku berjalan menuju sekolah, tepatnya waktu itu hari Kamis, Tiba2 lewatlah gerombolan pria anak sekolah yang sedang mengobrol asyik dengan teman2nya. Kulihat, salah satu dari mereka, yah, sosok pria yg berbeda yg belum pernah kutemui.
   “hey Ca, melamun mulu!” Linda menyadarkanku dr lamunanku tentang pria yg tadi ku temui, “gapapa ko Lin” ku jawab sapaan Linda dgn singkat padat dan jelas.Kemudian Linda mengobrol dengan anak2, disamping itu, ku merasa teman2ku begitu ceria, namun mengapa ku tak bisa seperti mereka? Ku anggap hidup ini nothing special , terkadnng ku bingung apa yg special yg pernah ku lewati? Aku rasa tak ada. Teman2ku semua tertawa, namun ku hanya berdiam sendiri di bangkuku yg sudah tak asing lagi bagiku dan diam. Ku sangat malas untuk berbicara. Dan ku tak tertarik untuk bercanda. Bahkan teman sebangku ku sendiri trkadang mengabaikanku. Ku rasa aku tak mempunyai teman didunia ini.
   Satu minggu berlalu, dan semuanya berjalan begitu2 saja. Namun, “hey!” ku dengar suara seseorang, ketika ku tengok oh my god ! dia! Pria yg berbeda itu dengan teman2nya menyapaku. Aku tak tau jantungku serasa mau copot. “Sandalmu beda sebelah! Hahahaahahahahaa” ini membuatku malu tak karuan, memang aku tak sempat melihat2 sandal ketika itu, aku langsung saja bergegas pergi untuk menghirup udara segar tanpa melihat sanda apa yg kupakai. namun di jalan pria itu memalukanku dan menertawakanku, ketika itu aku emosiku tak stabil.. tapi.... “Aku membawa sandal 2, kau boleh memakai sandalku” Dia mengulurkan sandalnya yg masih baru kepadaku. Tadi dia yg mempermalukanku namun dia pula yang membantuku, orang yang aneh. Tapi Daripada ku malu, lebih baik ku terima saja sandalya. “terimakasih” ku hanya bisa mengucapkan itu. “Tapi jangan lupa kembalikan lagi, haha”  ini menyebalkan.  
   Esok hari kucari pria itu yang ku tak tau siapa namanya ternyata tak muncul2 juga.. ku tunggu di jalan pas kemarin bertemu namun tetap tak muncul, aku sudah hampir terlambat ke sekolah, ku kira bsok saja aku kembalikan. Namun, besoknyapun tetap sama, pria itu yg selalu lewat dgn teman2nya kini tak ku lihat kembali entah kemana dia. Sebulan berlalu, mungkin aku sudah lupa akan peristiwa itu namun tiba2... “hey!” ada yg menyapaku di belakang, ku tengok. Nah, dia ! “Kemana sandalku?’’ ujar dia dengan rilexnya. “waktu itu mau ku kembalikan tp kamu ga ada” , “oh yah? Haha maaf waktu itu aku tak lewat sini, sekarang, mana sandalnya? ”  .. “ah sorry aku lupa bawa” .. “kalau begitu dimana rumahmu, biar aku yang menjemput sendalku” .. “di planet mars”.. “oh tidak! berarti aku berbicara dengan alien? ” ... “hahaha” entah angin darimana aku tertawa, baru kali ini aku merasakan bisa tertawa. Lalu aku mengambil keputusan, “besok saja aku bawa sandalmu lagi, kamu tunggu disini besok” .. “its ok” jawab dia dengan santainya.
   Esok hari ku tak lupa untuk membawa sandal pria yg tak tau namanya itu. Yah dia sudah berada lebih dulu diperempatan daripada aku, baguslah jadi aku tidak menunggu berlama2 lagi, “terimakasih ya” .. “sama2 alien haha” .. “hey aku punya nama!”.. “aku juga”.. “aku ga nanya!”.. “aku juga ga nanya haha”.. “kamu nyebelin banget jadi orang!” .. “Terimakasih J”.. Satu hal yg ku tau, dia tak marah dan selalu santai. “ow ya, aku duluan ya alien”,, “NAMAKU BUKAN ALIEN!!!” .. “Kamu sendiri yg ngomong bahwa kamu tinggal di Maaaaaaarrrssss :P ” Teriaknya sambil berlari.
   Hari demi hari aku selalu bertemu dengan nya ketika waktu untuk berangkat sekolah, seiring berjalannya waktu ku tau namanya adalah Andri, dia bersekolah di sekolah sebelah sekolahku, sekolahannya memang agak jauh dengan sekolahanku namun aku tau letak sekolahnya. Dia duduk di kelas 3 SMA sama sepertiku. Sejak itu kami sering mengbrol2, dia sanggup membuatku tertawa dengan sendirinya, membuatku menjadi semangat, dia mampu membangkitkan rasa semangat didiriku ,yah dia telah membuat hidupku yang flat menjadi lebih berwarna dan berarti. Dan dia sering bercerita seputar kehidupannya dia berkata bahwa dirinya menyayangi teman2nya dan kluarga nya lebih dari apapun, walaupun terkadang kluarga dan teman2nya menyebalkan tapi dia tetap sayang kepada mereka karena kehidupan akan indah jika dihiasi dengan kasih sayang, hidup tak akan bisa berwarna jika kita tak mengambil cat nya, catnya yaitu rasa kasihsayang. Disitulah aku sadar, bahwa sebenarya aku juga mempunyai keluarga dan teman2 , namun aku tidak bersyukur akn semua yg aku punya disekelilingku, aku kurang perhatian pada org2 disekitarku , aku hanya mementingkan diriku sendiri, aku mulai sadar mengapa hidupku flat, karena aku terlalu sibuk akan kehidupanku sendiri tanpa melihat disekelilingku dan tanpa rasa sosial yang tertanam didiriku.
   Waktu terus berputar, aku merasakan sesuatu yang berbeda dan berubah pada kehidupanku, entah mengapa aku selalu rindu akan disamping keluargaku, berkumpul bersama keluargaku dan teman2ku, akupun juga bisa tertawa dengan keluargaku, aku merasakan sesuatu yang berbeda di kehidupanku semenjak aku mengenal sosok Andri yang memberiku banyak pelajaran. Dan entah mengapa semua orang mengatakan kepadaku bahwa aku sekarang lebih menyenangkan bagi mereka, dan entah mengapa pula sekarang aku bisa merasakan kehadiran mereka, kasih sayang dari mereka dan aku bisa merasakan kasih sayang yg sangat besar untuk mereka.
    Aku tak sabar ingin menceritakan semua yg terjadi dihidupku pada Andri, aku merasakan bahwa Andri berarti dhidupku, dia yang membuat hidupku berubah menjadi lebih sempurna. Terasa penat ketika aku harus memndam rasa ini padanya. Pada hari Kamis, aku terlalu bersemangat untuk berangkat sekolah, aku tunggu kedatangan Andri, namun terlalu lama aku menunggu, Andri tak ada jua, sudah waktu bel masuk di sekolahku, aku harus bergegas sampai ke sekolah dan kali ini tanpa Andri. 1 hari, 2 hari, 3 hari, 4 hari, sudah 4 hari aku menunggu Andri namun tetap tak ku lihat di perempatan, entah apa yg terjadi pada Andri. Ketika itu dirumah aku sangat merasa resah dengan diri ini, ingin rasanya bertemu dengan Andri, mengapa ini? 4 hari serasa 4 tahun ku tak bertemu dengan Andri, rasa apa ini? Aku tak bisa lancang menafsirkan bahwa ini CINTA. Namun inilah yg ku rasakan. Rasanya sesak jika rasa ini terus kupendam, aku ingin bertemu dengan Andri untuk meluapkan rasa didalam dada ini Tuhaaaaan , tapi kemana andri? Satu minggu, 2 minggu, 3 minggu, sudah hampir satu bulan aku tak bertemu dgn Andri, kemana Andri? Aku masih merindukan andri, ingin bertemu dgn Andri dan mengatakan semuanya pada Andri.
   Sudah cukup aku menanti, satu bulan lebih aku menunggunya , tapi dia tetap tak ada. Aku coba telusuri kesekolahnya, ak menanyakan ke staff TU disana, namun saff TU itu berkata tak ada yg siswa yg bernama Andri kls 3, yg ada hanya klas 2 , ketika itu aku suruh panggil org yg brnama Andri kls 2, namun tidak! Bukan dia! Sebenarnya siapa Andri, dimana dia? Harus kucari kemana? Aku tanya satu persatu siswa yg berada di sekolah Andri mengaku. Namun tak ada satupun yg tau Andri anak klas 12, aku kesal,sedih,kcewa semua bercampur aduk dan apa ini?? Yah air dipipiku, kuliht ke atas langit ternyata tak hujan, Ah ini air mataku, aku menangis. Aku bisa menangis.. hal yang tak pernah aku rasakan .. Ya Tuhaaan, aku mrasakan suatu hal yg berbeda sekarang. Harus ku cari kemana andri?
   Aku sudah hampir menyerah, air mataku tak terasa treus mengalir, dan tiba2... “de, kenapa nangis?” suara seorang perempuan yg agak renta, dan ketika ku tengok,ternyata dia adalah guru disekolah Andri, “gapapa ko bu, aku Cuma sedih saja, temanku yg bernama Andri trnyata tak ada disini” .. “Andri?”.. “yah, dia mengaku  sekolah disini namun tak ada”.. “Andri mana?” .. “Andri anak kelas 12 IPA2, namun ternyata tak ada yg bernama andri di kls 12ipa2 “.. “apa????!!!” ibu itu serasa shock atas omonganku, apa ada yg salah dgn perkataanku? “nak, apakah ini orangnya?” ibu itu menunjukan foto didalam dompetnya , dan... “ IYA ibu, ini orangnya??!! Ibu tau ?? ibu tau daimana?? Ko ibu bisa nyimpen fotonya? “ entah apa yg aku rasakan aku terlalu berbahagia teryata memang benar difoto itu adalah Andri yang ku cari.  “nak, ini anak ibu” .. “oh yah??!! Senang bisa bertemu ibu J , bu ibu tau sekarang Andri dimana? “.. “nak, Andri sudah meninggal” ... “APA??????!!!!!!!!” ... “Andri sudah meninggal 10 tahun yang lalu ketika dia kelas 3 SMA, memang iya ketika itu dia duduk di kls 12IPA2, Andri meninggal karena kecelakaan di perempatan jalan” ... “perempatan ?” jangan2 perempatan jalan dimana aku dan dia sering bertemu. Ya Tuhaaaaan, terus selama ini aku sering bercanda dan mngobrol dengan siapa? Sulit ku terima fakta yang aneh ini. Aku tak bisa menahan air mataku, dan ibu itu juga tak percaya , kita berdua menangis disana. “bu, tapi aku sering bertemu dgnnya satu bulan yang lalu”... “nak, percaya ibu, dia sudah meninggal 10 tahun yg lalu” aku melihat dari sorot matanya memancarkan kejujuran dan kesedihan yg terulang kembali. Kita berdua hanya bisa menangis kala itu. Aku tak bisa berbuat apa2 lagi aku tak bisa berbicara apapun. Ini terlalu sakit.
   Di rumahpun aku masih teringat akan Andri, satu foto , Andri pernah difoto dengan ku ketika kita bercanda bersama. Aku buka foto di hp ku, namun, apa yg terjadi? Hanya ada fotoku sendiri, tak ada andri disampingku. Andri, entah aku merasakan apa? Entah ini fakta apa? Ini memang aneh, ini memang gila, aku sendiripun tak percaya, tapi inilah kenyataannya , “i love you Andriiiiii” aku berbicara sendiri dikamarku tanpa seorangpun tau sampai2 tak terasa Aku tertidur dikamarku, yah aku bermimpi Andri datang, dia melewatiku , ada 3 kata yg dia ucapakan padaku , samar2 ku dengar dan “i love you” itu yg ku dengar, dan Andri bergegas perlahan menjauh menjauh dan smakin menjauh. Aku terbangun dari tidurku, waktu sudah menunjukan jam 6 pagi, aku harus bergegas untuk skolah. Namn, apa yg kulihat? SANDAL ! mengapa ada sandal di kasurku?
“Maaaah,” ... “iya ca”.. “mamah semalam menyimpan sandal di kamarku?” ... “sandal? Tidak tuh, mana sendalnya? Mama lihat” .. “ini mah”.... “ bukannya kamu pernah memakai sandal ini skitar 3 bulan yg lalu yah? Katanya ini sandal temanmu?” aku ingat! Sangat ingat! Sandal ini persis seperti sandal Andri ! Andri, aku yakin kau mendengar, Andri, akan ku kenang cerita ini, takkan pernah kulupakan pelajaran berharga ini.. selamat jalan Andri, aku harap semoga kita bisa bertemu kelak di Syurga nanti..

    “teeeeeeenggggggg” bel masuk berbunyi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar